Rabu, 29 Oktober 2008

Berkhayal Itu Tidak Dilarang

Rinda sibuk membolak-balik halaman sebuah buku yang ada di depannya. Sebuah pensil tergenggam di jarinya. Sambil terus membuka-buka buku, pikirannya terus melayang. Arggg, tugas yang satu ini emang dasar…. Bikin susah, pusing dan sebagainya, tumplek blek jadi satu. Ensiklopedia yang sudah dibolak-balik selama dua jam itu tidak membantunya sama sekali.
Bagaimana membuat orang lain terinspirasi oleh tulisan kita? Sulit emang. Susah bin sukar. Ia lantas merebahkan tubuhnya di kursi. Menyandarkan punggungnya yang sudah terasa capek itu. Sekilas terbaca di buku ensiklopia yang ada di depannya itu: TERUSAN PANAMA. Ah, bagaimana mungkin judul yang satu itu bisa menginspirasi orang lain? Ia mencoba mengabaikannya. Tapi rasa penasaran akan judul itu yang memaksanya untuk mulai membaca.
Ya, tanpa sadar kedua bola matanya mulai mengikuti baris demi baris buku itu. Di mulai pada tahun 1880, seorang insinyur dari Prancis yang bernama Ferdinand de Lesseps mulai mengerjakan jalan air yang menghubungkan dua buah samudra: Atalantik dan Pasifik. Sebuah impian atas adanya jalan air buatan manusia yang menghubungkan dua samudra itu telah menggerakkan imajinasi orang selama berabad-abad. Dan atas imajinasi itulah Ferdinand bertekad untuk membuatnya.
Namun sayang, usaha kerasnya itu harus kandas 9 tahun kemudian, tepatnya tahun 1889. Hujan, tanah longsor, biaya yang tinggi serta penipuan keuangan yang dilakukan oleh bawahannya menyebabkan proyek yang bergengsi itu harus kandas. Ditambah dengan bencana demam kuning serta penyakit malaria yang mengerikan. Semua seperti sia-sia. Percuma. Kandas di tengah jalan. Bak lagu padi yang sendu: Kasih Tak Sampai. Duh, kasian banget.
Berhenti sampai disitukah?? Ternyata tidak. Apa yang telah dimulai oleh Ferdinand menjadi inspirasi Amerika Serikat. Pada tahun 1904 AS mulai meneruskan pekerjaan yang telah ada sebelumnya. Banyak orang cakap dan berdedikasi dilibatkan dalam pekerjaan yang penuh resiko itu. Di antara mereka ada Kolonel William, dokter tentara yang mencapai prestasi gemilang dalam menghapus demam kuning dan mengurangi malaria. Tujuh tahun setelah penggalian dan pembangunan serta pengeluaran biaya yang banyak, akhirnya Terusan Panama dibuka secara resmi pada tanggal 15 Agustur 1914.
Fuihhh!! Sungguh suatu usaha yang luar biasa.Tanpa sadar Rinda telah selesai membacanya. Tapi tiba-tiba….DHEG!! Terusan Panama… Inilah yang ia cari sedari tadi. Sebuah tulisan yang inspiratif. Bagaimana sebuah mega proyek tercipta hanya dari sebuah imajinasi. Dan bagaimana sebuah karya dari Ferdinand mampu menginspirasi AS untuk melanjutkannya. Ya, rasanya ia telah menemukan apa yang ia cari. Maka dengan semangat juang 45, ia menulis mega karya seorang Ferdinand di bukunya, untuk kemudian dipresentasikan di depan teman-temannya esok.

Tidak ada komentar: