Selasa, 18 November 2008

SIAPA TAKUT NGOMONG INGGRIS?

Saat usiaku menginjak 17 tahun, aku memutuskan untuk belajar Bahasa Inggris. Hal itu kulakukan setelah guruku menyarakanku untuk melakukannya. Banyak hal yang bisa kudapat, begitu katanya. Kita bisa mengenal banyak orang dari berbagai negara dengan latar belakang dan budaya yang berbeda. Dengan demikian kita dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang negara lain dari orang yang berasal dari negara tersebut.

Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah: bagaimana memulainya? Aku sama sekali tidak punya teman atau partner yang bisa ngomong Bahasa Inggris, bahkan aku cenderung malu untuk ngomong dalam Bahasa Inggris di depan cermin (seperti yang pernah guruku sampaikan padaku). Begitu sulit untuk memulainya: bagaimana, kapan, di mana?

Bagaimana?

Pada akhirnya aku menemukan cara yang nyaman untuk memulainya. Ngomong aja, apapun itu. Bahkan ketika aku nggak ngerti sama sekali apa maksudnya. Pokoknya ngomong. Yang kulakukan hanyalah: listen and repeat. Ya, aku hanya mendengarkan, lantas menirukan apa yang aku dengar; dari TV, radio, guruku atau dari siapapun. Dengan mengulang percakapan dari apa yang sudah kudengar, pada akhirnya aku ngerti dengan sendirinya apa yang dimaksud dari kata-kata yang kuucapkan itu. Dan dengan melakukan pengulangan itulah aku mulai menyadari bahwa pelafalan-ku cukup baik. Perlu waktu memang, tapi siapa peduli? Yang terpenting dari itu semua adalah bahwa aku telah melalui sebuah proses pembelajaran.

Kapan?

Aku nggak pernah peduli sama sekali tentang kapan saat aku harus ngomong Bahasa Inggris. Kapanpun itu, pasti kulakukan. Pada saat ketemu guruku itu, aku ngomong padanya walau hanya satu kalimat: Good morning. Esok harinya ketemu lagi di waktu yang sama, kuulangi lagi kata itu dengan tambahan satu kalimat lagi: How are you? Terus saja aku melakukan hal itu, kapanku ku mau. Yang penting : NGOMONG DAN NGOMONG.
Dimana?

Dimanapun aku berada, aku selalu ngomong Bahasa Inggris. Pada teman (walaupun temanku nggak tertarik sama sekali menanggapi ucapanku!! Bahkan walaupun mereka bilang aku sok british). Aku nggak peduli sama sekali. Mungkin kedengarannya gila, tapi itulah aku. Aku menyadari bahwa saat itu grammar saya nggak bagus bagus amat. Tapi dari apa yang aku lakukan itulah akhirnya aku memahami grammar setahap demi setahap.

Tidak ada komentar: